Tujuan memasang taruhan pada sports betting bagi kebanyakan orang adalah untuk meraih kemenangan. Untuk mencapai hal tersebut Anda memerlukan strategi betting dengan nilai yang diharapkan positif, seperti perkiraan rata-rata kemenangan Anda per betting. Tetapi berapa banyak modal yang harus Anda pertaruhkan per betting untuk mencapai keuntungan maksimal? Untuk ini, Anda perlu memahami konsep utilitas untuk mengetahui semuanya.
Expected value atau disingkat EV, sebuah konsep yang pertama kali ditemukan oleh seorang matematikawan dari Prancis bernama Pascal dan Fermat pada abad ke-17, ketika mencoba memecahkan masalah permainan poin, menunjukkan kepada Anda seberapa banyak Anda bisa berharap untuk menang, secara rata-rata, dari sebuah betting. Namun, tidak banyak yang bisa dikatakan tentang berapa banyak modal yang harus dipertaruhkan oleh petaruh pada betting yang mereka lakukan. Di sinilah konsep utilitas yang diharapkan berperan.
Penjelasan Tentang Expected Value And Expected Utility
Expected value (EV) dalam betting dapat dihitung dengan dengan mengalikan probabilitas Anda untuk menang (p) dengan jumlah yang bisa Anda menangkan per betting, dan mengurangkan kemungkinan Anda bisa mengalami kekalahan dikalikan dengan jumlah kalah per betting. Karena kemungkinan kalah setara dengan 1 (atau 100%) dikurangi kemungkinan menang, kita sampai pada penyederhanaan berikut:
EV = po – 1
Nilai ‘o’ mewakili European decimal odds yang disediakan oleh bandar taruhan. Expected value adalah angka terpenting bagi petaruh mana pun, karena angka ini akan memberi tahu mereka tentang apakah mereka dapat berharap untuk menghasilkan atau kehilangan uang dalam jangka panjang dari sebuah betting.
Setelah petaruh menemukan expected value, mereka harus memutuskan berapa banyak modal yang mereka miliki untuk dipertaruhkan. Seorang Matematikawan abad ke-18 bernama Daniel Bernoulli memahami bahwa hanya orang bodoh yang membuat keputusan tentang berapa banyak risiko berdasarkan expected value secara obyektif tanpa memperhatikan konsekuensi subjektif dari betting, yaitu keinginan apa yang akan diperoleh (atau hilang). Keinginan subjektif ini dikenal sebagai utilitas.
Utilitas Di Bawah Ketidakpastian
Anda dihadiahi dengan dua peti. Peti yang pertama berisi uang tunai $ 10.000. Peti kedua berisi $ 20.000 dalam bentuk tunai atau bisa tidak ada uang sama sekali; Anda tidak yakin yang mana tetapi setiap opsi memiliki kemungkinan yang sama. Anda sekarang diminta untuk mengambil salah satu peti tersebut. Peti mana yang akan Anda pilih?
Ini adalah teka-teki utilitas yang klasik. Secara matematis, kedua peti ini memiliki expected value yang sama, yaitu $ 10.000. Jika Anda bisa mengulang permainan ini berulang-ulang selamanya, tidak ada bedanya peti mana yang Anda pilih. Namun, dalam game ini Anda hanya diperbolehkan bermain satu kali. Hukum jumlah besar tidak berlaku.
Jika Anda mengambil peti pertama, Anda pasti akan mendapatkan uang tunai sebesar $ 10.000. Jika Anda memilih peti yang kedua, apa yang Anda terima adalah masalah peluang: keberuntungan dan Anda akan mendapatkan uang cash sebesar $ 20.000 lebih banyak; atau ketidak beruntungan, dan Anda tidak akan mendapatkan apa pun. Tak heran, mengingat sejumlah uang tersebut, kebanyakan orang memilih kepastian dengan memilih peti pertama.
Dari perspektif konsep utilitas, kepastian $ 10.000 jelas jauh lebih baik daripada mengambil risiko tidak akan menerima apa-apa. Orang yang menemukan kegunaan yang lebih besar dalam kepastian daripada gambling dengan ekspektasi matematis yang sama menunjukkan keengganan untuk mengambil risiko.
Bagaimana Menghitung Jumlah Taruhan Yang Optimal?
Daniel Bernoulli beralasan bahwa perilaku rasional standar orang ketika mengambil keputusan di bawah ketidakpastian adalah penghindaran risiko. Dia menghitung hipotesisnya sebagai berikut: “utilitas yang dihasilkan dari sedikit peningkatan kekayaan akan berbanding terbalik dengan jumlah barang yang sebelumnya dimiliki.” Dengan kata lain, semakin banyak kekayaan yang sudah Anda miliki, semakin sedikit utilitas yang akan Anda rasakan dari mendapatkan lebih banyak. Fungsi utilitas semacam itu bersifat logaritmik, dan lebih dikenal sebagai utilitas marginal kekayaan yang semakin berkurang.
Salah satu aplikasi yang lebih praktis dari teori Daniel Bernoulli adalah rencana pengelolaan uang yang dikenal oleh banyak petaruh sebagai Kriteria Kelly. Dikembangkan oleh seorang yang bernama John Kelly saat bekerja di AT&T’s Bell Labs pada tahun 1956 untuk memecahkan masalah terkait kebisingan telepon jarak jauh, ini dengan cepat diadopsi oleh penjudi dan investor sebagai cara untuk mengoptimalkan pengelolaan uang dan pertumbuhan laba.
Sementara motivasi Kelly sama sekali berbeda dengan Bernoulli, kriterianya secara matematis setara dengan fungsi utilitas logaritmik. Praktis, ini mengarahkan petaruh untuk mempertaruhkan persentase dari keseluruhan kekayaannya pada taruhan yang berbanding lurus dengan expected value (EV) dan berbanding terbalik dengan kemungkinan keberhasilan.
Mengingat rumus EV = po – 1 (di mana p adalah probabilitas ‘benar’ untuk sukses dan o odds desimal untuk betting), Anda dapat menghitung persentase taruhan Kelly (K) sebagai berikut:
K = (po-1) / (o-1)
Pada dasarnya, kriteria Kelly memaksimalkan utilitas logaritmik yang diharapkan. Salah satu konsekuensi dari bertaruh dengan Kriteria Kelly adalah volatilitas pengembalian yang signifikan, sebuah fitur yang mungkin tidak memberikan manfaat terbaik bagi utilitas semua orang. Selain itu, penggunaannya memang membutuhkan estimasi yang tepat dari probabilitas ‘sebenarnya’ dari hasil.
Demikian sedikit tips dan trik untuk Anda dalam melakukan taruhan olahraga. Anda bisa mendapatkan hal yang lebih dengan berkunjung ke situs yang menyediakan platform sports betting Vio88 dengan lisensi terpercaya.
[yotuwp type=”channel” id=”UCHJgWjtpF277QjLnvHVHWjg” ]